Rabu, 06 Januari 2010

Penghinaan dan Ketulusan

Oleh : W. Budi Wiharso
Andaikan anda mendapatkan penghinaan apakah kiranya yang akan dilakukan? Mungkin anda akan marah, menggerutu, memaki-maki, atau mungkin menantang berkelahi. Mungkin anda akan diam saja tetapi mengancam dari belakang, atau mungkin juga mediamkan penghina untuk selama-lamanya. Itulah reaksi dan realisasi bentuk dari emosi anda. Apakah anda termasuk orang yang bisa mengendalikan emosi?

Bagaimana jika saya yang dihina? Ada beberapa hal yang mungkin dapat saya lakukan, mengingat semua orang sesungguhnya bisa berbuat sewenang-wenang. Mungkin saya akan melakukan sabotase, terror, tenung, memasukkan dalam daftar hitam sebagai orang berbahaya, menghancurkan perekonomiannya dsb. Tapi saya tidak akan melakukan itu. Karena saya memiliki keyakinan bahwa perlakuan apa pun terhadap saya secara otomatis akan kembali pada dirinya. Dan perlakuan apa pun pada orang lain akan kembali pada diri sendiri

Dengan demikian saya tdak perlu repot jika mendapat penghinaan atau perlakuan tidak senonoh. Saya akan tetap diam seolah-olah tak peduli. Jika terasa sakit, saya hanya akan merintih dalam hati “Tuhan jika memang benar saya salah hukumlah saya, tetapi jika dia yang salah berilah pelajaran padanya.”. Saya tak perlu membalas, tidak perlu dendam sehingga tidak membuang energi dan menegangkan saraf. Anehnya setiap rintihan itu sering menjadi kenyataan.

Hal itulah mungkin yang menyebabkan saya menjadi optimis, rileks, dan tidak memiliki rasa takut terhadap sesama dan tidak perlu dendam. Saya selalu belajar menerima keadaan apa pun. Dan kondisi apa pun dalam hidup ini memiliki hikmah, nilai seni tersendiri dalam perjalanan hidup yang harus dihayati. Dan kehidupan di dunia ini bukan hanya terdiri atas manusia tetapi masih ada makhluk lain. Kita hidup bukan sendiri.

Saya meyakini kehidupan ini sudah ada yang mengatur, melindungi dan memberi. Karena yakin, maka keyakinan itu akan menjadi nyata. Saya bukan tipe berpengharap dalam kehidupan tapi pelaksa, penikmat, dan penghayat kehidupan. Namun saya masih memiliki rasa suka dan tidak suka, benci dan senang, sakit dan bahagia, berpikir dan berpendapat, juga lapar dan dahaga sehingga emosi pun kadang hadir. Maklum saya bukan nabi.

Andaikan nabi mungkin saya tak akan berlaku seperti itu. Menurut riwayat, jika Nabi mendapatkan penghinaan atau pun perlakuan tidak senonoh malah akan tersenyum, bahkan mendoakan agar pelakunya menjadi insaf. Tapi saya dilahirkan sebagai manusia biasa dengan software sebagai manusia biasa yang hatinya tidak sebersih nabi. Maka mungkin wajarlah jika memiliki prilaku dan kesabaran tidak seperti nabi.

Penghinaan itu memang menyakitkan tapi kadang penghinaan itu dapat membuat seseorang berpikir untuk melepaskannya. Jika saya dikatakan dasar miskin, akan berpikir bagaimana caranya agar tidak miskin lagi. Sehingga saya belum tentu akan miskin selamanya. Demikian juga jika seseorang dikatakan bodoh tidak selamanya orang ini akan bodoh. Seiring berjalannya waktu orang yang dikatakan bodoh itu akan berusaha untuk menghindari prilaku bodoh dan menjadikan orang yang mengatakan dirinya bodoh itu menjadi bodoh. Tidak semua orang yang dikatakan bodoh lantas akan menjadi bodoh sebagaimana teori pembelajaran pada akhir-akhir ini mengingat manusia itu unik dan tidak memiliki kesamaan kecerdasan pikir dan emosinya.

Penghinaan tidak selamanya menjadikan orang menderita. Penghinaan itu justru merupakan support atau dorongan untuk maju. Banyak orang yang berhasil hidupnya itu karena semula mendapatkan penghinaan dan penderitaan bertubi-tubi. Tidak selamanya anak yang berasal dari orang kaya, berkecukupan, bebas dari penghinaan dan penuh kemanjaan akan menjadi anak sukses. Tetapi banyak anak yatim dan anak-anak lain yang lebih menderita justru kadang menjadi orang yang mengenal dirinya sendiri, mengenal Tuhannya dan juga sukses. Penderitaan ini justru kadang menjadi sarana pendidikan tersendiri yang dapat menempa prilaku dan etika seseorang menjadi tangguh. Dalam kenyataan banyak anak- anak yang hidup dalam keluarga yang terpandang, berkecukupan menjadi lupa diri, dan bahkan ada yang hamil muda di luar nikah sehingga pendidikannya secara keseluruhan menjadi terganjal.

Untuk itu bersyukurlah terhadap orang yang mendapat penghinaan atau perlakuan yang tidak senonoh dari orang lain karena hal itu dapat menjadi pemicu dan pendorong yang kuat untuk melakukan perubahan. Semakin penghinaan itu semakin menyakitkan maka akan semakin memiliki energi yang tinggi untuk bangkit dan maju. Dan waspadalah bagi penghina karena energi gelombang pikir bagi orang yang terhina akan bersinergi dengan Tuhan dan makhluk lain yang akan membalikkan fakta sehingga penghina pada akhirnya akan berbalik menjadi terhina.

Sebagai contoh adalah seorang ratu ngebor Inul Dharatista yang sekarang menjadi seorang kaya raya melebihi guru SD. Saya kira dulu juga tidak lepas dari banyaknya penghinaan itu yang ia jadikan sebagai energi super untuk bangkit. Dan sekarang bagaimana kenyataannya? Penghina-penghina itu tak bisa lagi menghina dirinya dan malu untuk menghina diri sendiri.

Contoh lain adalah seorang Honda dari Jepang yang ketika itu hanya memiliki bengkel sepeda yang sering diperolok-olokkan kemiskinannya. Dari penghinaan itu Den Bagus Honda berpikir keras agar bisa menjadi orang kaya dengan cara membuat sepeda motor. Percobaan dilakukannya berulang-ulang tapi apa yang dilakukan oleh banyak orang? Ketika belum berhasil banyak orang yang menyepelekannya. Tetapi setelah percobaan itu berhasil apakah kira-kira yang dilakukan oleh orang-orang yang telah menghinanya? Keberhasilan seorang Honda tidak lepas dari penghinaan, pencemoohan dan pelecehan. Tapi bagaimanakah seorang Honda sekarang? Mungkin anda pun memiliki produk dari Honda.

Hati-hatilah dalam melakukan penghinaan mengingat hal itu bisa menjadi bumerang. Penghinaan kadang perlu dilakukan pada seseorang sepanjang itu terukur dan dapat menjadikan motivasi intrinsik yang kuat agar melakukan perubahan. Jika penghinaan diberikan seseorang di luar kontrol maka penghina pada posisi yang lemah tidak mendapat perlindugan dari siapa pun termasuk Tuhan sehingga mudah terjebak dan mudah diserang balik. Orang yang terhina adalah orang yang mempunyai posisi yang sangat kuat karena lebih sering melakukan perenungan terhadap nasibnya dan mendekatkan diri pada Tuhan sehingga terkabul doanya.

Doa mengandung energi kebatinan yang sangat berpengaruh pada sebuah objek dan sulit untuk dinalar. Untuk itu jika tidak bisa meramalkan nasibnya sendiri maka tidak usah meramalkan nasib orang lain, mengingat setiap orang banyak memeliki peluang kelemahan yang menjadikan sangat tipis antara batas hidup dengan kematian dan antara nasib buruk dengan keberuntungan.

Lain itu paksaan kadang juga dapat mendidik seseorang ke arah tujuan pendidikan. Paksaan yang dimaksud adalah paksaan yang dapat menimbulkan refleksi atau perenungan nilai moral.Hal ini pernah berlaku pada pendidikan Budha pada sebuah padepokan yang terjadi ketika seorang murid meminta gurunya untuk mengajari agar dapat memanah dengan tepat. Mendengar permintaan muridnya itu sang guru mengajak muridnya ke sungai dan membenamkan kepalanya ke dalam air lalu menekannya kuat-kuat. Mendapat perlakuan itu sang murid berusaha melawan tekanan sang guru dengan sekuat tenaga sampai akhirnya bisa menghirup udara. Ketika itu murid bertanya “ Kenapa guru memperlakukan saya seperti itu?” Sang guru menjawab, “Jika kamu ingin memanah dengan tepat maka berusahalah dengan sekuat tenaga sebagaimana usaha kamu membebaskan diri dari benaman air.”

Bagaimana dengan hukuman? Menurut saya hukuman juga dapat dijadikan sebagai alat dalam pendidikan. Dengan hukuman seseorang akan berusaha merenungi, dan menyadari kesalahannya, lalu memperbaikinya, meski tak berlaku pada semua orang. Sebab masih ada penjahat yang bebas dari hukuman, namun setelah bebas masih melakukan kejahatan lagi. Dan juga tidak semua hukuman akan bisa menjadi alat pendidikan. Hukuman yang dimaksud adalah hukuman yang terukur, terpikir oleh akal yang sehat dengan tujuan agar terhukum bisa memperbaiki prilakunya tanpa ada penyiksaan. Bukan hukuman yang didasarkan oleh emosi sesaat, dan dendam. Apalagi hukuman yang berdasarkan fitnah. Hukuman seperti ini adalah hukuman seseorang yang berjiwa arogan atau oleh guru yang pola pikirnya belum dewasa yang akan menjadi bom waktu.

Jika dihubungkan dengan teori pendidikan kita yang digemborkan akhir-akhir ini maka penghinaan, paksaan, hukuman sepertinya kurang sesuai. Teori pendidikan kita sekarang ini sedang mengkampanyekan pendidikan Pakem (pendidikan aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan). Teori ini kita dengar disetiap penataran, pertemuan KKG, dan pertemuan lain sampai-sampai seolah-olah sudah tak ada teori lain. Namun sayangnya pembawa makalah jarang menyampaikan teori ini dengan contoh praktek nyata. Mereka menyampaikannya menggebu-gebu hanya berupa teori atau hanya sebagai pemilik teori yang kadang-kadang jauh dari kenyataan sehingga guru itu merasa kebingungan sendiri.

Senin, 14 Desember 2009

Membangun Bandara di Gerlang

Oleh Widodo Budi W.

Mungkin ini hanya hayalan belaka. Tidak mungkin hal itu dilakukan di sana meskipun dewan perwakilan makhluk ghoib mengusulkan bertubi-tubi mengingat kondisi geografisnya tidak mendukung. Jika hal itu dipaksakan dan dilaksanakan oleh pemerintah paling-paling hanya akan mendapat perlawanan yang sengit dari oposisi, rakyat akan mencibir dan setan-setan akan tertawa menyaksikan perseteruan. Mereka akan mengatakan bahwa pemerintah sudah mulai gila atau bahkan mungkin penulisnya yang sudah mulai gila sehingga menulis hal-hal yang irasional..

Bukan hanya alasan geografisnya saja yang curam yang diapit uleh gunung-gunung menjulang tapi masih banyak alasan lain yang layak untuk dipertimbangkan dalam rancangan pembangunan bandara itu.

Alasan itu antara lain :

  1. Gerlang adalah wilayah berpenduduk yang mata pencahariannya menanam kentang. Jika lokasi itu digusur untuk membuat bandara di mana mereka harus menanam kentangnya dan tinggal. Apakah mereka tidak menjadi gila dan membawa kentangnya ke mana-mana? Saya yakin mereka pasti akan menentang pembangunan bandara itu dan mempertahankan wilayahnya mati-matian sebagai lahan pertanian kentang mengingat gerlang adalah wilayah yang ikilimnya cocok untuk ditanami kentang. Bukan tidak mungkin mereka juga akan menduduki gedung dewan dengan membawa cangkul, linggis, garpu, dan parang yang akan diacung-acungkan pada anggota dewan dan melempari kentangnya dengan kentang mengingat Gerlang adalah diengnya kabupaten Batang.

  2. Tanahnya labil maka jika pembuatan bandara dipaksakan akan mebutuhkan dana yang luar biasa. Landasan tidak cukup dengan konstruksi beton tetapi dengan cor baja. Dana yang besar saja juga tidak cukup menjamin kualitas bangunan tetapi juga dibutuhkan birokrat dan pelaksana teknis yang handal dan jujur. Tanpa kejujuran meskipun anggaran biayanya sebesar gunung tidak akan ada jaminan melahirkan bangunan yang berkulitas tinggi dan tahan lama. Karena ketidakjujuran ini akan memicu pengkhianatan terhadap konstruksi dan anggaran bangunan sehingga bangunan menjadi rapuh. Yang menjadi masalah apakah di Indonesia ini masih ada orang jujur?

  3. Adakah kiranya pesawat yang mau tinggal landas di bandara itu? Jika secara logika tidak mungkin, lalu untuk apa bandara itu dibuat. Jika pesawat landing dari arah selatan apakah kira -kira pesawat tidak nyungkem di jurang?


Masyarakat Gerlang sesungguhnya tidak membutuhkan bandara. Yang mereka butuhkan sesungguhnya jalan permanen atau sarana transportasi permanen yang dapat membuat wilayahnya tidak terisolir. Sehingga hasil pertanian mereka dapat dijual ke luar daerah dengan mudah dan kebutuhan hidupnya dapat tercukupi dengan mudah sebagaimana penduduk yang bertempat tinggal di daerah lain. Dengan demikian anak-anaknya bisa mengenyam pendidikan yang layak, para pengantin bisa berbulan madu dengan nyaman, bisa berobat hingga tidak sampai ngegang, dan para lansia bisa menikmati sisa hidupnya dengan layak

.Jalan permanen yang dibutuhkan masyarakat gerlang adalah jalan tembus antara Batur Kab Banjarnegara dengan kota Bandar Kab. Batang. Jalan ini panjangnya sekitar 35 km berkelak-kelok naik gunung turun gunung jalan licin tergelundumg aduh biyung-aduh biyung. Sehingga bagi penikmat jalan ini diharapkan berhati-hati jangan sampai kecolongan sehingga remnya blong. Remnya blong tubuh anda akan bodong.

Separuh jalan tembus ini berada di wilayah kabupaten Batang yang berkelak- kelok seperti ular naga raksasa yang membujur dari pedukuhan Keradenan Desa Gerlang Kecamatan Blado sampai kota kecamatan Bandar. Sebagian lagi membujur dari pedukuhan keradenan sampai kota Batur Kab Banjarnegara. Pada saat ini kondisi jalan tembus yang berada di wilayah Banjar ini cukup baik karena baru saja dihotmik namun yang berada di wilayah Batang masih dalam perbaikan.

Jalan tembus ini memang cukup rumit, di samping berkelak-kelok di sisi tebing juga melintas di tanah yang labil. Tanah ini jika digilas ban mobil akan tertekan ke bawah tetapi begitu ban meninggalkannya tanah menjembul ke atas. Sehingga jika hanya diaspal jalan itu akan cepat retak dan hancur menjadi tumpukan krikil mengingat aspal tidak akan pekat jika terkena suhu dingin.

Agar tahan lama jalan tembus Bandar- Batur harus dicor beton dengan konstruksi dan anggaran yang permanen. sesuai dengan kondisi tanah. Di atas cor perlu dihotmik. Pelaksana bangunan bukanlah orang sembarangan tetapi pelaksana yang memiliki kualifikasi handal, komitmen, dan jujur bukan hanya sekedar professional. Tanpa adanya kejujuran proyek apa pun dengan anggaran sebesar apa pun dan dilaksanakan oleh siapa pun handalnya tidak akan tahan lama alias cepat rapuh. Karena ketidakjujuran menjadi faktor utama terjadinya pengkhianatan konstruksi bangunan dan anggaran. Untuk itu kejujuran ini sebenarnya tidaklah kalah penting dari sebuah professionalisme karena sesungguhnya kejujuran itu dapat menjaga kualitas bukan hanya bangunan saja tetapi juga kualitas bangsa, meskipun tak pernah masuk secara spsifik pada materi pembelajaran pendidikan kita. Yang membuat saya heran di Indonesia ini jarang sekali orang yang jujur meskipun itu dicari dari kaum sudra sampai brahmana. Hanya beberapa mantan pemimpin kita yang jelas-jelas jujur yaitu Manpres Soekarno, Soeharto, dan rekannya yang telah terbukti tidak membawa hasil ketidakjujurannya ke alam baka


Pentingnya Jalan Tembus Bandar-Batur

Adalah cermin tampaknya kualitas autput pendidikan anak Batang jika melihat jalan tembus itu berkualitas, tidak mudah kropos dan hancur sehingga bisa dinikmati oleh masyarakat sekitar dalam jangka waktu lama. Perbaikan jalan ini belum selesai tapi sebenarnya pengaruh auranya sudah mulai tampak Banyak petani yang mulai berhasil di daerah ini dan dapat membangun rumahnya dengan permanen. Bahkan investor dari daerah lain seperti Bandung mulai menggandrungi lahan pertanian di Gerlang ini dengan alasan tanahnya masih subur sehingga tidak terlalu banyak mengeluarkan modal sebagaimana ketika berinvestasi di wilayah Batur, Dieng. Keberhasilan petani tersebut tercermin pada keberangkatan haji tahun 2009 ini yang mencapai jumlah 47 orang dalam satu desa. Keberhasilan tersebut tentunya tidak lepas dari akses jalan yang terbangun.

Jalan tembus Bandar Batur bukan hanya digunakan oleh para petani di Gerlang tetapi juga digunakan oleh warga Batang, Pekalongan pada umumnya, untuk berkunjung ke tempat saudara, orang tuanya atau anaknya dan juga tempat wisata di pegunungan Dieng yang menyimpan banyak panorama. Dan sebaliknya digunakan warga Dieng untuk berwisata di sepanjang jalan pantura di daerah Batang seperti Sigandu, Pantai Ujung Negoro, Penundan dan Tamanan untuk melihat truk gandeng dan pohon jati. Dengan demikian hasil kentangnya bisa dibelanjakan di daerah ini sehingga dapat menambah inkam masyarakat Batang dan juga masyarakat Pekalongan. Karena masyarakat Dieng tidak sedikit yang melakukan shoping di pasar swalayan Pekalongan mengingat Batang belum memiliki pasar tersebut.

Pemerintah Batang tampaknya sangat serius memperhatikan jalan ini mengingat pentingnya bagi masyarakat Gerlang khususnya, dan Batang umumnya sehingga jalan ini terus diperbaiki. Bahkan bukan hanya jalan, jembatan yang sulit untuk dibangun pun sekarang sudah dibangunnya dengan sangat permanen yaitu jembatan Bithing. Di jembatan ini sering ada pengendara sepeda motor berhenti untuk mengaguminya dan melihat sungai yang menjurang di bawahnya. Ternyata bukan hanya manusia yang mengaguminya tapi kera-kera pun ikut mengagumi sehingga sering bertengger di jembatan ini dengan wajah memelas dan memandangi manusia di sekitarnya tanpa beban sedikit pun meskipun hutannya telah dirusak.

Email : wwidodobudi@yahoo.com

Hp : 085869566626